Analog 0018b

Entri Populer

Rabu, 26 Februari 2014

Memaksimalkan Pendidikan di Banua


Oleh: Nasrullah, S.Pd.I[1]
Saat ini di Indonesia, telah banyak kasus-kasus yang mencengangkan masyarakat kita. Sebagai salah satu contoh adalah banyaknya kasus-kasus tawuran, perkelahian, tindakan kriminal serta anarkis lainnya. Informasi ini dengan mudahnya bisa didapatkan melalui media-media sosial seperti surat kabar, koran, majalah, radio, televisi dan juga internet serta media-media sosial lainnya. Hal ini terjadi karena memang para pelajar, siswa maupun mahasiswa kurang mendapatkan pendidikan yang dapat menangkis itu semua, hal ini tidak hanya menimpa para pelajar saja tapi ini juga menimpa para orang-orang yang ada pada tingkat pemerintahan sekalipun seperti kasus-kasus korupsi yang belakangan ini marak terjadi, makanya pemerintah saat ini menggalakkan pendidikan yang dinamai dengan pendidikan karakter di setiap jenjang sekolah. Patut kita syukuri bersama bahwa di Kalimatan Selatan banua kita, masalah atau kasus-kasus kriminal lainnya cukup minim dibandingkan dengan kasus-kasus yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan kota-kota besar lainnya. Mungkin hal ini dapat dimaklumi karena pergaulan di kota-kota besar tersebut sangatlah bebas sehingga akibat pergaulan yang bebas itulah memunculkan hilangnya adab ataupun tata krama serta perilaku yang bertentangan dengan norma agama maupun masyarakat sehingga pada ujungnya perilaku yang dalam istilah sosiologi disebut dengan perilaku menyimpang ini menjadikan masyarakat resah dan merasa dihantui oleh aksi-aksi kejahatan.
Untuk menyelamatkan anak-anak yang ada di banua kita, maka sangat bagus untuk memaksimalkan pendidikan yang sudah ada ataupun membuat sebuah lembaga pendidikan yang baru dengan susunan kurikulum yang dapat membangun karakter anak-anak di banua. Karakter bisa juga disamakan dengan akhlak namun bisa juga antara keduanya dibedakan. Alasannya karena karakter bersumber dari Barat sedangkan kata akhlak bersumber dari Islam. Tentu banua kita yang mayoritas umat Islam harusnya menggunakan kata akhlak ini untuk pembinaan anak-anak yang lebih baik khususnya dalam hal pendidikan. Pendidikan merupakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja namun juga merupakan tanggung jawab bersama, tanggung jawab orang tua, lingkungan dan juga masyarakat. Jika berbicara tentang pendidikan tentu tidak habis-habisnya, makanya Ahmad Tafsir[2] dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islami menyebutkan bahwa “setiap orang berhak berbicara tentang pendidikan”. Maka pada intinya adalah pendidikan mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mengatasi semua permasalahan di atas, dan tentu pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan Islam.


[1] Mahasiswa pascasarjana jurusan pendidikan dan pemikiran Islam semester III di Universitas Ibn Khaldun Bogor.
[2] Lahir di Bengkulu tahun 1942. Spesialisasi beliau adalah di bidang pendidikan Islam. Beliau adalah seorang guru besar Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Bandung dan Universitas Ibn Khaldun Bogor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar