Menanggapi terhadap tulisan yang telah disampaikan oleh bapak Hatta Rajasa dengan judul “Kembali ke Fitrah, Kembali ke Optimisme”. Berdasarkan apa yang saya fahami dan telah saya analisis bahwa beliau mengatakan yang intinya beliau menghimbau kepada seluruh warga bangsa Indonesia untuk senantiasa optimis terhadap keadaan bangsa maupun Negara Indonesia yang tercinta ini dan jangan sampai pesimis menghadapi keadaan Negara kita ini. Namun berdasarkan analisis saya pribadi bahwa memang keadaan Indonesia saat ini sangatlah terpuruk di mata Negara-negara lain yang ada di seluruh dunia. Dan saya berpendapat bahwa memang Negara kita ini kaya akan sumber daya alam dan lain sebagainya, akan tetapi sangat disayangkan tingkat kemiskinan yang ada sangatlah banyak belum lagi tingkat kejahatan yang sulit di berantas mulai dari rakyat tingkat rendah sampai yang berkerah biru.
Memang saya pribadi sebagai salah satu warga Indonesia mendukung apa yang dikatakan bapak Hatta Rajasa untuk optimis dan senantiasa berfikiran positif terhadap Negara ini, akan tetapi sangatlah sulit menurut saya bagi Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan ini. Memang banyak fikiran-fikiran negatif yang keluar dari warga Indonesia tentang keadaan selama ini yang menghantui mereka baik itu dari segi pemerintahan, maupun perekonomian dan lain sebagainya. Saya berpandangan bahwa Indonesia saat ini seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk bangkit apalagi maju seperti Negara-negara yang lain.
Yang menjadi masalah kita pada saat ini adalah kita kehilangan figur seorang pemimpin yang dapat mengayomi warganya. Yaitu seorang pemimpin yang senantiasa menjadi rujukan ataupun tempat bernaung bagi masyarakat apabila mereka mendapatkan permasalahan pribadi maupun menyangkut permasalahan Negara. Mohon maaf, beberapa tahun yang lalu kita di hebohkan aksi teror yang melanda negeri ini, namun pada kenyataanya presiden kita seolah-olah takut akan hal ini apalagi ketika beliau menyampaikan pidato yang mungkin bisa dibilang curhat terhadap rakyatnya bahwa fhoto beliau pernah menjadi sasaran latihan tembak. Sangat disayangkan bahwa pemimpin yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat berubah menjadi orang yang tiada artinya di mata rakyat.
Kita sebagai warga Indonesia mengharapkan pemimpin yang dapat melindungi rakyat dari bahaya-bahaya yang datang, seorang pemimpin yang kharismatik yang penuh dengan inspirasi, seorang pemimpin yang adil, tegas dalam bertindak dan tidak berat sebelah. Kita kembali sejenak ke masa lalu, mengambil sebagai contoh Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu, yang mana beliau sangat tegas didalam memimpin dan juga sangat sayang terhadap rakyatnya, tidak berat sebelah, sangat takut kepada Allah, dan beliau senantiasa menunaikan amanat ynag diberikan kepada beliau.
Jika kita membaca sejarah hidup perjalanan beliau secara mendalam, maka kita mengetahui bahwa pemimpin seperti beliau lah yang kita butuhkan seperti saat sekarang ini. Saya mengutarakan seperti ini bukannya saya membanding-bandingnkan dengan masa lalu akan tetapi perlu kita berkaca pada masa lampau agar kita dapat mengambil pelajaran yang telah terjadi pada zaman para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum. Sehingga dengan begitu rakyat Indonesia tahu bagaimana memilih sosok pemimpin yang mampu mengemban amanah yang berat ini. Memang dalam Agama Islam kita tidak diperbolehkan pesimis namun kita diperintahkan optimis, akan tetapi saya katakan sekali lagi bahwa keadaan saat seperti sekarang ini seolah-olah Indonesia tidak akan pernah bangkit maupun menjadi Negara maju jika pemimpinnya tidak menjalankan amanah dengan benar. Dan dengan ini saya tidak menyalahkan ataupun mengkritik atau bahkan menghina serta tidak memberikan solusi yang tepat terhadap pemimpin kita pada saat ini. Dan solusi yang saya tawarkan hendaknya seorang pemimpin mencontoh para pendahulu yang telah mampu memberikan pelayanan yang sepenuhnya kepada Rakyat terutama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum.
Oleh : Nasrullah
Entri Populer
-
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’udzubillahi min syuruuri ...
-
Assalamu'alaikum semuanya, dikatakan bahwa ; “Asshihhatu taaju ‘ala ru uushil ashaa i, laa yarauhaa illall mardhaa” itulah pepatah arab ...
-
(Sebuah resensi singkat terhadap karya Dr. Ulil Amri Syafri, M.A) Oleh: Nasrullah, S. Pd.I Pendidikan di Indonesia dewasa ini s...
-
SI TULAMAK dasar kada kawa mandangar ada makanan pina hanyar,langsung inya handak marasani. Tapi karna kada tapi panduitan makanya inya cuma...
-
Oleh: Nasrullah, M.Pd.I [1] Ketika penulis sedang berjalan di sebuah toko buku yang cukup terkenal (gramedia) di kota Bogor. Tiba-tiba p...
-
Oleh: Nasrullah Indonesia didirikan oleh para pendahulunya dengan perjuangan yang nyata. Memukul mundur kaum penjajah atas keterti...
-
Rumah Banjar Rumah Banjar adalah rumah tradisional suku Banjar. Arsitektur tradisional ciri-cirinya antara lain mempunyai perlambang, memp...
-
Oleh: Nasrullah, S.Pd.I Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor, Jurusan Pemikiran dan Pendidikan Islam Tulisan ini...
-
Menanggapi terhadap tulisan yang telah disampaikan oleh bapak Hatta Rajasa dengan judul “Kembali ke Fitrah, Kembali ke Optimisme”. Berdasark...
-
Hari senin sore (16 April 2007), isteri saya yang baru pulang dari co-ass dari RSSA memberitahukan kepada saya, bahwa teman-teman akhowat is...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar