Analog 0018b

Entri Populer

Senin, 13 Januari 2014

Muhasabah vs Hura-hura



Oleh: Nasrullah, S.Pd.I
Mahasiswa Pascasarjana,
Jurusan Pemikiran dan Pendidikan Islam
Universitas Ibn Khaldun Bogor


Muhasabah bisa kita artikan sebagai instropeksi, dan muhasabah bisa juga diartikan sebagai evaluasi diri. Evaluasi? Evaluasi bisa dikatakan sebagai proses penilaian/menilai. Berarti muhasabah bisa dimaksudkan dengan mengevaluasi. Muhasabah berarti kita merenungkan kembali segala amal perbuatan yang telah kita lakukan, seberapa banyak amal kebaikan dan keburukan yang telah kita lakukan selama satu hari ini. Sudahkah kita merenungkannya? Padahal Allah swt mengingatkan kepada hamba-hambaNya untuk selalu bermuhasabah, instropeksi diri atas apa yang telah kita lakukan dan apakah bekal yang kita lakukan sudah cukup layak untuk menggapai kebahagiaan akhirat? Lihat (Q.S al-Hasyr: 18).
Pada saat ini sebentar lagi dengan hitungan hari maupun jam saja orang-orang akan merasakan pergantian tahun dari 2013 ke tahun 2014. Sebuah pergantian tahun yang seringkali ditunggu-tunggu banyak orang. Selain tasyakuran, selamatan karena masih diberikan umur yang panjang namun ada juga sebagian orang yang mengisi pergantian tahun dengan acara hura-hura, berfoya-foya dan agenda-agenda mubadzir lainnya. Berapa dana yang sudah dikeluarkan hanya untuk perbuatan mubadzir ini. Banyak yang tidak sadar akan sebenarnya semakin tahun semakin berkuranglah umurnya, berarti jatah atau sisa hidupnya di dunia semakin berkurang. Apakah tidak sebaiknya dana-dana yang dikeluarkan untuk acara tersebut dialih fungsikan untuk menyantuni anak-anak yatim misalnya? Atau untuk orang-orang yang lebih membutuhkan lainnya. Jika dialih fungsikan seperti itu maka tentu akan banyak sekali manfaat yang didapat. Selain ia mendapatkan pahala, juga akan memberikan kebahagiaan terhadap orang yang santuni serta manfaat-manfaat lainnya.
Sekali lagi fenomena ini adalah fenomena tiap tahunnya dilakukan dan disaksikan oleh banyak orang entah di daerah manapun. Sangat menyedihkan dan mengerikan ketika malam itu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Suatu hal yang jelas-jelas melanggar agama yaitu pesta minum-minuman keras, narkoba, perzinahan, dan tindak kriminal lainnya. Namun disela-sela itu/pada malam itu juga banyak orang-orang yang melakukan kegiatan dzikir jama’i (dzikir bersama-sama) dalam rangka bermuhasabah diri. Dan ini lah yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang beriman tatkala ingin meningkatkan keimanan mereka. Dzikir merupakan salah satu cara untuk muhasabah. Mengingat kembali dosa-dosa lalu yang pernah dilakukannya.
Islam mengajarkan agar selalu muhasabah. Muhasabah tidak hanya dilakukan tiap tahun tapi harusnya muhasabah ini dilakukan tiap harinya bahkan kalau perlu tiap jam, tiap detik nafas yang berhembus. Muhasabah bisa dilakukan setiap malam ketika akan tidur atau ketika setiap shalat wajib maupun sunnha seperti shalat malam misalnya, dengan begitu diharapkan seseorang yang siangnya melakukan maksiat, keesokan harinya tidak melakukan maksiat, atau orang yang siangnya sudah melakukan amal kebaikan, maka keesokan harinya diharapkan bisa meningkatkan amal kebaikannya. Dan orang yang telah melakukan kebaikan-kebaikan bisa lebih meningkatkan dan menambah kebaikan-kebaikan lainnya lebih banyak lagi. Sangat bagus pepatah Arab untuk kita renungkan bersama “berbuat/beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati besok”.
Pepatah Arab ini mengajarkan kepada kita bahwa hendaknya setiap orang selalu beramal untuk kebaikannya di dunia dan akhirat. Bekerja untuk dunia namun tidak melupakan akhirat. Bekerja di dunia adalah sebagai bekal nantinya di akhirat. Sehingga dengan bekal yang banyak (takwa) maka itulah sebaik-baik bekal yang menghantarkannya kepada kebahagiaan akhirat. Dari sini juga hendaknya seseorang memperhatikan amal perbuatannya yang baik-baik (amal shaleh). Sudahkah amal-amal kita mendapat ridho dari Allah swt atau sebaliknya? Semoga kita selalu mendapatkan petunjuk untuk berada pada jalan yang diridhoiNya. Allahu A’lam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar