Analog 0018b

Entri Populer

Rabu, 29 September 2010

3 PESAN JIBRIL KEPADA RASULULLAH SHALLALAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh
Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’udzubillahi min syuruuri anfusina wamin sayyiaati a’maalina man yahdillahu falaa mudhillalah wa man yudhlilhu falaa haa diyalah. Asyhadu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah. Amma ba’du. Fayaa ‘ibaadallah ittaqullaha haqqatu qaatihi wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun.
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah.
Marilah kita bersama-sama memanjatkan rasa puja dan puji kita atas kehadirat Allah subhaanahu wa ta’ala yang mana telah menjadikan kita sebagai seorang muslim baik itu muslim sejak orang tua, kakek nenek kita ataupun yang masuk Islam setelah mendapatkan taufik dan hidayahNya. Alhamdulillah patut kita syukuri karena dengan di utusnya Nabi besar kita Muhammaa shallallahu ‘alaihi wasallam Islam tersebar di seluruh dunia, yang mana beliau diutus untuk membawa kita dari cahaya kegelapan menuju alam yang terang benderang yaitu dengan Islam. Wajib kita syukuri bahwa kita semua Muslim, jadi bagaimana kita semua mengisi setiap nafas ini dengan kebaikan. dan nikmat yang paling harus kita syukuri adalah kita telah diberikan oleh Allah nikmat Islam dan Iman, yang mana hanya dengan Islam dan Iman inilah kita akan selamat dunia dan akhirat. Inilah dua nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah, serta dengan begitu kita dapat melaksanakan ibadah ataupun mencontoh sesuai dengan apa yang di contohkannya.
Ada dua syarat bagaimana agar ibadah yang kita lakukan itu diterima Allah yaitu Ikhlas dan sesuai dengan apa yang di contohkan oleh Rasulullah. Dengan ikhlasnya kita beribadah tanpa mencampur adukkan dengan syirik sedikitpun yang mana kita beribadah harus karena Allah. Dalam setiap amal perbuatan kita itu sebenarnya adalah ibadah jika kita meniatkannya karena Allah, jadi ibadah tidak hanya terdapat pada Shalat, Puasa dan lain sebagainya akan tetapi ibadah itu mencakup semua aspek kehidupan yang mana ketika kita akan melakukan perbuatan tertentu maka kita harus meniatkannya karena Allah yang berarti selama perbuatan yang kita lakukan itu baik dan sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya. Meskipun kita meniatkan karena Allah tapi dalam bentuk keburukan maka tertolaklah perbuatan tersebut, karena Allah hanya menerima yang baik-baik tidak yang lainnya. Jadi perbuatan yang telah ikhlas tadi harus di iringi dengan apa yang di contohkan oleh rasulullah shalllahu ‘alaihi wasallam.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Allah berfirman dalam surah Aali Imran yang artinya “sesungguhnya Agama yang diridhai oleh Allah hanyalah Islam”. Dan dalam ayat lain tetap pada surah yang sama Allah mengatakan bahwa “ Barang siapa yang mencari Agama selain Islam maka tidaklah di terima agama tersebut, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi” dari ayat tadi dapat kita ketahui bahwa Allah hanya meridhai orang yang beragama Islam yang mana ia senantiasa menaati perintah Allah dan RasulNya dengan penuh keikhlasan, takut, dan harap. Dan adapun orang yang mencari Agama selain Islam maka telah dikatakan Oleh Allah bahwa ia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat. Na ‘udzubillahi min dzalik.
Memang di Al Qur’an di sebutkan tidak ada paksaan dalam beragama, tapi di kelanjutan ayat di katakan bahwa petunjuk itu telah jelas. Maka barang siapa mengambil ataupun mencari agama selain Islam maka ia sungguh terperosok kedalam kesesatan yang nyata, dan inilah sebagai bentuk konsekuensi ataupun akibat yang akan ia tanggung terhadap apa yang ia peroleh. Maka dari pada itu kita sebagai seorang muslim telah di perintahkan oleh Allah agar jangan mati kecuali dalam keadaan Muslim dan Rasulullah pun mengatakan meski dalam keadaan bagaimana pun kita harus memegang Islam meski kita mati dalam keadaan menggigit akar pohon.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Kehidupan dunia hanyalah sementara dan akhirat itu lebih baik dan kekal, dan setiap manusia itu telah ditentukan ajalnya yang pasti terjadi sehingga di katakan Allah bahwa meski orang yang mengelak dari ajal itu berada di balik dinding yang kokoh, maka ajal pasti akan menemuinya tinggal kapan kita akan menerimanya. Maka selama roh kita belum di cabut maka khatib berpesan kepada para jama’ah khususnya diri khatib sendiri agar kita bersama-sama mengoreksi diri kita, sudahkah Ibadah yang kita lakukan ikhlas dan sesuai dengan apa yang di contohkan oleh Rasulullah?
Suatu hari Jibril pernah datang kepada Rasulullah dan berpesan kepada beliau mengenai 3 hal yaitu :
Pesan pertama: Wahai Muhammad hiduplah sesuka hatimu, maka sesungguhnya kamu akan mati.
Hidup di dunia itu hanyalah bersifat sementara dan dunia itu menipu. Dan dari kita semua pasti mengetahui bahwa yang namanya kematian itu terdapat rasa sakit yang amat sangat bahkan di dalam riwayat di sebutkan ketika roh Rasulullah di cabut, beliau pun mengaduh dan menandakan bahwa yang namanya mati itu terdapat rasa sakit yang amat sangat. Rasulullah mengatakan “ jika anak adam meninggal dunia maka terputuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara yaitu Shadaqah jariah yang terus mengalir, Ilmu yang bermanfaat, Anak yang shaleh yang senantiasa mendo’akannya. Untuk memperjelas apa yang disabdakan Rasul ini akan kita jelaskan secara singkat yaitu:
Pertama : Orang yang bersedekah dengan penuh keikhlasan serta bebas dari riya ( ingin dilihat oleh orang lain atau dipuji) yang mana ia hanya mengharap keridhoan Allah semata serta ia senantiasa menyembunyikan apa yang ia sedekahkan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di sedekahkan tangan kanannya. Ia tidak mengungkit-ngungkit apa yang telah ia sedekahkan tersebut. Dan perkataan yang ma’ruf itu lebih baik dari pada sedekah yang di ikuti dengan mengungkit pemberiannya tadi. maka ketika ia bersedekah dengan mengharap ridho Allah, di akhirat ia termasuk ke dalam salah satu golongan yang mendapat naungan dari Allah.
Sedekah tidak hanya dilihat dari aspek uang dan harta, akan jenis shadaqah itu banyak, di antaranya adalah tersenyum kepada saudara kita adalah shadaqah serta menyingkirkan duri di tengah jalan adalah shadaqah. (Muttafaqun ‘Alaih)
Kedua : Ilmu yang di peroleh seseorang hendaklah di amalkan dan di ajarkan kepada orang lain menurut kadar kemampuan masing-masing. Dalam pepatah arab di katakana bahwa “Ilmu yang tidak di ajarkan bagaikan pohon yang tidak berbuah”. Dan sungguh kedudukan orang berilmu di sini adalah mulia dan Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al Qur’an surat al Mujaadilah ayat 11 yang artinya “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan di beri ilmu pengetahuan diantara kalian beberapa derajat.”
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Orang berilmu kemudian ia mengamalkannya maka inilah yang selalu mengalir ketika ia sedah meninggalkan dunia fana ini.
Ketiga: Begitu banyak sekarang pengaruh-pengaruh yang dapat menjerumuskan anak-anak kedalam lembah kerusakan. Kita sebagai orang tua sudah merupakan kewajiban kita agar senantiasa mendidik anak-anak kita dengan didikan yang benar. Sehingga dengan begitu anak-anak kita mampu untuk tidak terpengaruh terhadap hal-hal yang tidak baik yang pada akhirnya akan menumbuhkan generasi yang kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah. Perlu diketahui bahwa diantara kewajiban orang tua itu adalah mendidik dan menikahkan, tapi ketika anak sudah berkeluarga orang tua tidaklah serta merta tidak memperhatikan anaknya lagi. Meski seperti itu orang tua haruslah tetap mengawasi anak-anaknya. Dan ketika anak mendapat didikan yang benar, Insyaallah anak-anak akan mampu untuk menjadi anak yang shaleh.
Pesan kedua: Cintailah apa-apa sesuka hatimu, maka sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya.
Didalam pepatah arab dikatakan “Bukan perpisahan yang aku tangisi, tapi pertemuan yang aku sesali.” Itulah yang terjadi, Rasulullah di perintahkan oleh Jibril untuk mencintai sesuka beliau tapi suatu saat beliau akan berpisah, baik itu karena meninggal dunia atau bepergian jauh dan tidak bertemu lagi sampai ajal menjemput dan lain sebagainya. Begitupun dengan kita mencintai apapun, baik kepada diri sendiri, harta, anak, istri dan lain sebagainya maka kita akan berpisah dengannya, tapi jika kita mencintai Allah sepenuh hati maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah Mati.
Pesan ketiga: Lalukanlah perbuatan sesuka hatimu, maka sesungguhnya kamu akan di berikan balasan atas apa yang engkau perbuat.
Allah mengatakan dalam surat Az Zalzalah pada ayat 7-8 yang artinya “ Dan barang siapa yang melakukan kebaikan maka sekecil biji dzarrah pun ia akan menerima balasannya dan Barang siapa yang melakukan kejahatan, maka sekecil biji dzarrah pun niscaya ia akan menerima balasannya pula.”
Setiap amal perbuatan amal manusia baik itu kejahatan ataupun keburukan, perbuatan shaleh atau perbuatan yang durjana sekalipun tidak akan pernah luput dari pengetahuan Allah, Karena ilmunya Allah itu meliputi segala sesuatu.
Baarakallahu lii wa lakum fiil Qur aanil ‘azhii wa nafa ‘anii wa iyyaakum bimaa fiihi minal aayaati wadzikril hakim wa taqabbalallahu minnaa wa minkum tilaawatahu innahu huwas samii’un ‘aliim.
Khutbah kedua
Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’udzubillahi min syuruuri anfusina wamin sayyiaati a’malina man yahdillahu fala mudhillalah wa man yudhlilhu falaa haa diyalah. Asyhadu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Rasulullah merupakan teladan terbaik bagi kita, bahkan beliau teladan terbaik untuk seluruh alam (wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘aalamiin dalam surat lain di sebutkan “laqad kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah”). Lalu bagaimana meneladani beliau? Meneladaninya yaitu dengan mengetahui sirah perjalanan hidup beliau serta mempraktekknya dalam kehidupan sehari-hari.
Jibril berpesan kepada beliau bahwa hidup itu hanya bersifat sementara, bahwa jika kita mencintai sesuatu maka pastilah suatu saat cepat atau lambat kita akan berpisah dengannya, serta beramal sesuka hati yang pada akhirnya akan di berikan oleh Allah balasan baik itu amalan baik atau buruk, sekecil apapun itu terlebih lagi besar.
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah serta memperbaiki ibadah kita. Rasulullah mewasiatkan kepada umatnya agar senantiasa berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah serta sunnah shahabat Nabi yang mendapat petunjuk, hanya dengan berpegang kepada kesemua itulah maka seorang akan senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah yang mana akan berujung kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasulullah juga mewasiatkan kepada umatnya agar senantiasa berdo’a “Ihdinas shirathal mustaqiim.”
Untuk menutup khutbah singkat ini, marilah kita bersama-sama ber’doa mudah-mudahan segala amal ibadah kita selama ini diterima oleh Allah subhaanahu wa ta’ala dan ibadah serta amalan-amalan besok menjadi lebih baik sehingga ketika kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah. Amin yaa rabbal ‘aalamin.
Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alla aali Muhammad kamaa shallaita ‘alaa ibraahim wa ‘alaa aali ibrahiim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarakta ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali Ibrahim fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid. Allahummagfir lil muslimiina wal muslimaat wal mu’miniina wal mu’minaat al ahyaa I minhum wal amwaat innaka samii’un qoriibun mujiibud da’waat, Allahumma inna na’udzubika an nusyrika bika syai un na’lamuhu wa nastaghfiruka limaa laa na’lam, Rabbanaa aatina fiddunyaa hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa adzaaban naar, wa shallallahu ‘ala muhammad wa ‘ala aalihi wasallam subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun wasalaamun ‘alal mursaliin wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin.